Jumat, 31 Juli 2015

Makalah dan laporan

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Terong merupakan tanaman perdu dari famili terong-terongan (Solanaceae). Terong sudah cukup lama dikenal oleh masyarakat Indonesia dan banyak digunakan untuk keperluan konsumsi, baik dalam kondisi segar maupun yang sudah diolah terlebih dahulu. Spesies tanaman terong diantaranya: terong biasa (S. melongena var. esculentum), terong panjang (S. melongena var. serpentimum), dan terong kerdil (S. melongena var.depressum), ( Imdad dan Nawangsih, 2001).
Konsumsi akan buah terong dari tahun 2004 sampai tahun 2007 terus mengalami peningkatan. Konsumsi buah terung tahun 2004 mencapai 2.55 kg/Th perkapita dan mengalami kenaikan yang signifikan di tahun 2007 yakni, mencapai 3.48 kg/Th perkapita. Kebutuhan akan terung dapat dipenuhi dengan menggunakan benih bermutu pada teknik budidaya. Produksi benih bermutu tidak lepas dari penentuan masak fisiologis dari benih yang akan di panen. Diperlukan waktu yang tepat dalam pemanenan benih. Banyak tolok ukur untuk menentukan tingkat kemasakan benih yang digunakan saat ini diantaranya bobot kering benih, kadar air benih, bobot 1000 butir benih, daya berkecambah dan kecepatan tumbuh benih, walaupun sebagian besar dari tolok ukur tersebut mempunyai kelemahan yakni, diperlukan waktu yang relatif lama untuk mengetahui hasilnya, (Dirjen Horti, 2009).
Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan menggunakan suatu tolok ukur yang lebih cepat dalam mendeteksi tingkat kemasakan benih. Sadjad et al. (1999) menyatakan perlunya pencarian indikator kuantitatif lain yang didasarkan proses biokimia untuk mendeteksi Vigor biokimiawi (Vbiok.). Salah satu tolok ukur yang dapat digunakan untuk mendeteksi tingkat kemasakan benih ialah melihat kandungan klorofil dan karotenoid dalam benih yang berhubungan dengan perubahan warna pada buah pada setiap fase kemasakan buah.Karoten dan klorofil berfungsi dalam membantu proses penyerapan cahaya pada proses fotosintesis, (Jelink 1998)

B. Tujuan
1. Mengetahui faktor penunjang budidaya terong di Kalimantan Timur
2.Mengetahui hambatan-hambatan dalam budidaya terong di Kalimantan Timur


BABA II
TINJAUAN PUSTAKA

a. faktor penunjang budidaya terung di Kalimantan timur
Iklim dan  ketinggian tempat
Tanaman terung pada umumnya tumbuh baaik apabila keadaan suhu udara yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman adalah berkisar antara 18 – 30oC, dengan curah hujan 1.200 – 1.500 mm/tahun, ini memungkinkan bila di budidayakan di Kalimantan timur dengan Temperatur udara rata-rata 26 oC dan curah hujan berkisar antara 1.500 - 4500 mm/tahun.

Letak Geografis Tanah/Ketinggian Tempat
Tanaman terung umumnya dapat tumbuh baik di dataran rendah dan dataran tinggi berkisar antara 1-1200m dpl, sesuia dengan keadaan georafis Kalimantan timur yang umumnya banyak terdapat dataran rendah dan dataran tinggi.

Luas lahan
Untuk meningkatkan produksi tanaman terung bisa di lakukan dengan extensivikasi atau dengan cara perluasan lahan. Di lihat dari segi lahan yang terdapat di daerah Kalimantan timur luas areal 20.865.774 ha, ini sangat memungkinkan meningkatkan penghasilan dengan perluasan lahan di kalimantan timur.

Tersedianya benih berkualitas.
Benih berkualitas merupakan salah satu faktor internal yang menentukan besarnya produktivitas terung, di Kalimantan sendiri penyediaan benih berkualitas mudah di jumpai dan banyak terdapat di toko-toko pertanian di Kalimantan timur.
Ketersediaan pupuk organik
Pupuk organik banyaak di gunakan petani pada media campur pengolahaan tanah, karna sifatnya yang tidak merusak bahkan memperbaiki sifat kimia, biologi, dan fisik tanah. Ketersediaan pupuk organik banyak terdapat di daerah Kalimantan timur sendiri karena pupuk organic ini berasal dari kotoran ternak, tumbuhan-tumbuhan dan lain sebagainya. Selain itu pupuk organik tersedia dalam berbagai macam seperti pupuk kandang, pupuk kompos, pupuk cair, pupuk bokasi dan lain sebagainya.
Ketersediaan Tenaga Kerja
Ketersediaan tenaga kerja sangat di butuhkan dalam budidaya terong misalnya saat pengolahan lahan sampai pasca panen agar mempermudah dan mempercepat dalam budidaya terung. Di perkirakan Jumlah penduduk Kalimantan timur yang merupakan angkatan kerja di Provinsi Kalimantan Timur sebesar 1.477.917 orang, di mana sejumlah 1.423.257 orang diantaranya bekerja, sedangkan 54.660 orang merupakan pencari kerja.
Faktor Penghambat

Kurangnya Ketersedian air
Ketersediaan air yang kurang dapat menyebabkan tanaman kerdil dan akhirnya mati, di Kalimantan sendiri banyaknya wilayah pertanian yang jauh dari sumber air ini menyebakan hambatan dalam budidaya terung.
Gangguan OPT
Gangguan OPT seperti Gulma, Hama, Penyakit, sangat menggangu petani terung karena akibat dari gangguan tersebut harus mengeluarkan biaya yang lebih untuk mengendalikan gangguan OPT tersebut. Selain itu gangguan OPT dapat menurunkan baik dari segi kualitas dan kuantitas terung dan bahkan membuat gagal panen para petani terung di Kalimntan Timur.
Pemasaran hasil pertanian
Panjangnya saluran pemasaran menyebabkan besarnya biaya yang dikeluarkan (marjin pemasaran yang tinggi) serta ada bagian yang dikeluarkan sebagai keuntungan pedagang. Hal tersebut cenderung memperkecil bagian yang diterima petani dan memperbesar biaya yang dibayarkan konsumen. Panjang pendeknya saluran pemasaran ditandai dengan jumlah pedagang perantara yang harus dilalui mulai dari petani sampai ke konsumen akhir. Semakin panjangnya saluran pemasaran maka hasil yang di dapat petani semakin kecil.

Kurangnya Tenaga Ahli
Kekurangan tenaga ahli dalam arti penyuluh pertanian, menyulitkan petani terung jika masalah-masalah yang di hadapi tidak mampu di atasi petani, selain itu juga penyuluh pertanian merupakan jembatan antara petani dan pemerintah jika tidak ada yang menjembatani petani maka petani tidak akan tersentuh oleh pemerintah, akibatnya para petani tidak memperoleh bantuan dari pemerintah baik bantuan alsinta, angkutan produksi, pemasaran hasil pertanian dan lain sebagainya.
Solusi
Ketersedian air
Ketersediaan air merupakan syarat budidaya terung oleh karena itu penting adanya air dalam budidaya terung, solusi mengatasi kekurangan air adalah dengan membuat wadah penampung air seperti sumur, kolam yang menampung air hujan.
Gangguan OPT
Gangguan OPT dapat diatasi menggunakan cara mekanik, biologi, kimia, maupun kultur teknik. pada pengendalian gulma, Cara mekanik bisa dengan cara menggunakan parang atau sabit untuk membasmi gulma, atau dengan cara menggunakan herbisda yang merupakan cara kimia. Sedangkan untuk pengendalian hama bisa menggunakan cara kimia seperti pestisda nabati maupun pestisda kimia seperti insektisida dan lain sebagainya.
Pemasaran hasil pertanian
Peran pemerintah untuk memberikan tempat pemasaran hasil pertanian bagi para petani terung, dan menentukan harga atap dan bawah yang melindungi petani dan konsumen.
Kurangnya Tenaga Ahli
Peran pemerintah menambah tenaga ahli / penyuluh pertanian kemudia menugaskannya ke petani – petani yang membutuhkan.


BAB III PENUTUP

KESIMPULAN
Terong merupakan tanaman tropis yang sesuai di budidayakan di Kalimatan Timur, baik dari segi iklim, letak geografis/ketinggian tempat, luas lahan dan ketersediaan tenaga kerja.
Hambatan dalam membudidayakan terung di Kalimantan Timur anatara lain dari ketersediaan air, gangguan OPT, kurangnya tenaga ahli, dan pemasaran hasil pertanian.
Selain itu juga peran pemerintah sangat di perlukan untuk memfasilitasi petani agar petani dapat bertani lebih maju dan memperoleh keuntungan sesuai yang diharapkan petani.
SARAN
Dalam berbudiaya terong alangkah baiknya jika memilih tempat, di lahan yang datar , dekat dengan sumber air, dekat dengan jalan , dekat dengan pasar. Selain itu melakukan pergiliran tanaman dengan tanaman lain yang berbeda family, agar hama dan penyakit tanaman terong dapat mati karena tanaman tempat tumbuhnnya sudah mati.BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Terong merupakan taBAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Terong merupakan tanaman perdu dari famili terong-terongan (Solanaceae). Terong sudah cukup lama dikenal oleh masyarakat Indonesia dan banyak digunakan untuk keperluan konsumsi, baik dalam kondisi segar maupun yang sudah diolah terlebih dahulu. Spesies tanaman terong diantaranya: terong biasa (S. melongena var. esculentum), terong panjang (S. melongena var. serpentimum), dan terong kerdil (S. melongena var.depressum), ( Imdad dan Nawangsih, 2001).
Konsumsi akan buah terong dari tahun 2004 sampai tahun 2007 terus mengalami peningkatan. Konsumsi buah terung tahun 2004 mencapai 2.55 kg/Th perkapita dan mengalami kenaikan yang signifikan di tahun 2007 yakni, mencapai 3.48 kg/Th perkapita. Kebutuhan akan terung dapat dipenuhi dengan menggunakan benih bermutu pada teknik budidaya. Produksi benih bermutu tidak lepas dari penentuan masak fisiologis dari benih yang akan di panen. Diperlukan waktu yang tepat dalam pemanenan benih. Banyak tolok ukur untuk menentukan tingkat kemasakan benih yang digunakan saat ini diantaranya bobot kering benih, kadar air benih, bobot 1000 butir benih, daya berkecambah dan kecepatan tumbuh benih, walaupun sebagian besar dari tolok ukur tersebut mempunyai kelemahan yakni, diperlukan waktu yang relatif lama untuk mengetahui hasilnya, (Dirjen Horti, 2009).
Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan menggunakan suatu tolok ukur yang lebih cepat dalam mendeteksi tingkat kemasakan benih. Sadjad et al. (1999) menyatakan perlunya pencarian indikator kuantitatif lain yang didasarkan proses biokimia untuk mendeteksi Vigor biokimiawi (Vbiok.). Salah satu tolok ukur yang dapat digunakan untuk mendeteksi tingkat kemasakan benih ialah melihat kandungan klorofil dan karotenoid dalam benih yang berhubungan dengan perubahan warna pada buah pada setiap fase kemasakan buah.Karoten dan klorofil berfungsi dalam membantu proses penyerapan cahaya pada proses fotosintesis, (Jelink 1998)

B. Tujuan
1. Mengetahui faktor penunjang budidaya terong di Kalimantan Timur
2.Mengetahui hambatan-hambatan dalam budidaya terong di Kalimantan Timur


BABA II
TINJAUAN PUSTAKA

a. faktor penunjang budidaya terung di Kalimantan timur
Iklim dan  ketinggian tempat
Tanaman terung pada umumnya tumbuh baaik apabila keadaan suhu udara yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman adalah berkisar antara 18 – 30oC, dengan curah hujan 1.200 – 1.500 mm/tahun, ini memungkinkan bila di budidayakan di Kalimantan timur dengan Temperatur udara rata-rata 26 oC dan curah hujan berkisar antara 1.500 - 4500 mm/tahun.

Letak Geografis Tanah/Ketinggian Tempat
Tanaman terung umumnya dapat tumbuh baik di dataran rendah dan dataran tinggi berkisar antara 1-1200m dpl, sesuia dengan keadaan georafis Kalimantan timur yang umumnya banyak terdapat dataran rendah dan dataran tinggi.

Luas lahan
Untuk meningkatkan produksi tanaman terung bisa di lakukan dengan extensivikasi atau dengan cara perluasan lahan. Di lihat dari segi lahan yang terdapat di daerah Kalimantan timur luas areal 20.865.774 ha, ini sangat memungkinkan meningkatkan penghasilan dengan perluasan lahan di kalimantan timur.

Tersedianya benih berkualitas.
Benih berkualitas merupakan salah satu faktor internal yang menentukan besarnya produktivitas terung, di Kalimantan sendiri penyediaan benih berkualitas mudah di jumpai dan banyak terdapat di toko-toko pertanian di Kalimantan timur.
Ketersediaan pupuk organik
Pupuk organik banyaak di gunakan petani pada media campur pengolahaan tanah, karna sifatnya yang tidak merusak bahkan memperbaiki sifat kimia, biologi, dan fisik tanah. Ketersediaan pupuk organik banyak terdapat di daerah Kalimantan timur sendiri karena pupuk organic ini berasal dari kotoran ternak, tumbuhan-tumbuhan dan lain sebagainya. Selain itu pupuk organik tersedia dalam berbagai macam seperti pupuk kandang, pupuk kompos, pupuk cair, pupuk bokasi dan lain sebagainya.
Ketersediaan Tenaga Kerja
Ketersediaan tenaga kerja sangat di butuhkan dalam budidaya terong misalnya saat pengolahan lahan sampai pasca panen agar mempermudah dan mempercepat dalam budidaya terung. Di perkirakan Jumlah penduduk Kalimantan timur yang merupakan angkatan kerja di Provinsi Kalimantan Timur sebesar 1.477.917 orang, di mana sejumlah 1.423.257 orang diantaranya bekerja, sedangkan 54.660 orang merupakan pencari kerja.
Faktor Penghambat

Kurangnya Ketersedian air
Ketersediaan air yang kurang dapat menyebabkan tanaman kerdil dan akhirnya mati, di Kalimantan sendiri banyaknya wilayah pertanian yang jauh dari sumber air ini menyebakan hambatan dalam budidaya terung.
Gangguan OPT
Gangguan OPT seperti Gulma, Hama, Penyakit, sangat menggangu petani terung karena akibat dari gangguan tersebut harus mengeluarkan biaya yang lebih untuk mengendalikan gangguan OPT tersebut. Selain itu gangguan OPT dapat menurunkan baik dari segi kualitas dan kuantitas terung dan bahkan membuat gagal panen para petani terung di Kalimntan Timur.
Pemasaran hasil pertanian
Panjangnya saluran pemasaran menyebabkan besarnya biaya yang dikeluarkan (marjin pemasaran yang tinggi) serta ada bagian yang dikeluarkan sebagai keuntungan pedagang. Hal tersebut cenderung memperkecil bagian yang diterima petani dan memperbesar biaya yang dibayarkan konsumen. Panjang pendeknya saluran pemasaran ditandai dengan jumlah pedagang perantara yang harus dilalui mulai dari petani sampai ke konsumen akhir. Semakin panjangnya saluran pemasaran maka hasil yang di dapat petani semakin kecil.

Kurangnya Tenaga Ahli
Kekurangan tenaga ahli dalam arti penyuluh pertanian, menyulitkan petani terung jika masalah-masalah yang di hadapi tidak mampu di atasi petani, selain itu juga penyuluh pertanian merupakan jembatan antara petani dan pemerintah jika tidak ada yang menjembatani petani maka petani tidak akan tersentuh oleh pemerintah, akibatnya para petani tidak memperoleh bantuan dari pemerintah baik bantuan alsinta, angkutan produksi, pemasaran hasil pertanian dan lain sebagainya.
Solusi
Ketersedian air
Ketersediaan air merupakan syarat budidaya terung oleh karena itu penting adanya air dalam budidaya terung, solusi mengatasi kekurangan air adalah dengan membuat wadah penampung air seperti sumur, kolam yang menampung air hujan.
Gangguan OPT
Gangguan OPT dapat diatasi menggunakan cara mekanik, biologi, kimia, maupun kultur teknik. pada pengendalian gulma, Cara mekanik bisa dengan cara menggunakan parang atau sabit untuk membasmi gulma, atau dengan cara menggunakan herbisda yang merupakan cara kimia. Sedangkan untuk pengendalian hama bisa menggunakan cara kimia seperti pestisda nabati maupun pestisda kimia seperti insektisida dan lain sebagainya.
Pemasaran hasil pertanian
Peran pemerintah untuk memberikan tempat pemasaran hasil pertanian bagi para petani terung, dan menentukan harga atap dan bawah yang melindungi petani dan konsumen.
Kurangnya Tenaga Ahli
Peran pemerintah menambah tenaga ahli / penyuluh pertanian kemudia menugaskannya ke petani – petani yang membutuhkan.


BAB III PENUTUP

KESIMPULAN
Terong merupakan tanaman tropis yang sesuai di budidayakan di Kalimatan Timur, baik dari segi iklim, letak geografis/ketinggian tempat, luas lahan dan ketersediaan tenaga kerja.
Hambatan dalam membudidayakan terung di Kalimantan Timur anatara lain dari ketersediaan air, gangguan OPT, kurangnya tenaga ahli, dan pemasaran hasil pertanian.
Selain itu juga peran pemerintah sangat di perlukan untuk memfasilitasi petani agar petani dapat bertani lebih maju dan memperoleh keuntungan sesuai yang diharapkan petani.
SARAN
Dalam berbudiaya terong alangkah baiknya jika memilih tempat, di lahan yang datar , dekat dengan sumber air, dekat dengan jalan , dekat dengan pasar. Selain itu melakukan pergiliran tanaman dengan tanaman lain yang berbeda family, agar hama dan penyakit tanaman terong dapat mati karena tanaman tempat tumbuhnnya sudah mati.naman perdu dari famili terong-terongan (Solanaceae). Terong sudah cukup lama dikenal oleh masyarakat Indonesia dan banyak digunakan untuk keperluan konsumsi, baik dalam kondisi segar maupun yang sudah diolah terlebih dahulu. Spesies tanaman terong diantaranya: terong biasa (S. melongena var. esculentum), terong panjang (S. melongena var. serpentimum), dan terong kerdil (S. melongena var.depressum), ( Imdad dan Nawangsih, 2001).
Konsumsi akan buah terong dari tahun 2004 sampai tahun 2007 terus mengalami peningkatan. Konsumsi buah terung tahun 2004 mencapai 2.55 kg/Th perkapita dan mengalami kenaikan yang signifikan di tahun 2007 yakni, mencapai 3.48 kg/Th perkapita. Kebutuhan akan terung dapat dipenuhi dengan menggunakan benih bermutu pada teknik budidaya. Produksi benih bermutu tidak lepas dari penentuan masak fisiologis dari benih yang akan di panen. Diperlukan waktu yang tepat dalam pemanenan benih. Banyak tolok ukur untuk menentukan tingkat kemasakan benih yang digunakan saat ini diantaranya bobot kering benih, kadar air benih, bobot 1000 butir benih, daya berkecambah dan kecepatan tumbuh benih, walaupun sebagian besar dari tolok ukur tersebut mempunyai kelemahan yakni, diperlukan waktu yang relatif lama untuk mengetahui hasilnya, (Dirjen Horti, 2009).
Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan menggunakan suatu tolok ukur yang lebih cepat dalam mendeteksi tingkat kemasakan benih. Sadjad et al. (1999) menyatakan perlunya pencarian indikator kuantitatif lain yang didasarkan proses biokimia untuk mendeteksi Vigor biokimiawi (Vbiok.). Salah satu tolok ukur yang dapat digunakan untuk mendeteksi tingkat kemasakan benih ialah melihat kandungan klorofil dan karotenoid dalam benih yang berhubungan dengan perubahan warna pada buah pada setiap fase kemasakan buah.Karoten dan klorofil berfungsi dalam membantu proses penyerapan cahaya pada proses fotosintesis, (Jelink 1998)

B. Tujuan
1. Mengetahui faktor penunjang budidaya terong di Kalimantan Timur
2.Mengetahui hambatan-hambatan dalam budidaya terong di Kalimantan Timur


BABA II
TINJAUAN PUSTAKA

a. faktor penunjang budidaya terung di Kalimantan timur
Iklim dan  ketinggian tempat
Tanaman terung pada umumnya tumbuh baaik apabila keadaan suhu udara yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman adalah berkisar antara 18 – 30oC, dengan curah hujan 1.200 – 1.500 mm/tahun, ini memungkinkan bila di budidayakan di Kalimantan timur dengan Temperatur udara rata-rata 26 oC dan curah hujan berkisar antara 1.500 - 4500 mm/tahun.

Letak Geografis Tanah/Ketinggian Tempat
Tanaman terung umumnya dapat tumbuh baik di dataran rendah dan dataran tinggi berkisar antara 1-1200m dpl, sesuia dengan keadaan georafis Kalimantan timur yang umumnya banyak terdapat dataran rendah dan dataran tinggi.

Luas lahan
Untuk meningkatkan produksi tanaman terung bisa di lakukan dengan extensivikasi atau dengan cara perluasan lahan. Di lihat dari segi lahan yang terdapat di daerah Kalimantan timur luas areal 20.865.774 ha, ini sangat memungkinkan meningkatkan penghasilan dengan perluasan lahan di kalimantan timur.

Tersedianya benih berkualitas.
Benih berkualitas merupakan salah satu faktor internal yang menentukan besarnya produktivitas terung, di Kalimantan sendiri penyediaan benih berkualitas mudah di jumpai dan banyak terdapat di toko-toko pertanian di Kalimantan timur.
Ketersediaan pupuk organik
Pupuk organik banyaak di gunakan petani pada media campur pengolahaan tanah, karna sifatnya yang tidak merusak bahkan memperbaiki sifat kimia, biologi, dan fisik tanah. Ketersediaan pupuk organik banyak terdapat di daerah Kalimantan timur sendiri karena pupuk organic ini berasal dari kotoran ternak, tumbuhan-tumbuhan dan lain sebagainya. Selain itu pupuk organik tersedia dalam berbagai macam seperti pupuk kandang, pupuk kompos, pupuk cair, pupuk bokasi dan lain sebagainya.
Ketersediaan Tenaga Kerja
Ketersediaan tenaga kerja sangat di butuhkan dalam budidaya terong misalnya saat pengolahan lahan sampai pasca panen agar mempermudah dan mempercepat dalam budidaya terung. Di perkirakan Jumlah penduduk Kalimantan timur yang merupakan angkatan kerja di Provinsi Kalimantan Timur sebesar 1.477.917 orang, di mana sejumlah 1.423.257 orang diantaranya bekerja, sedangkan 54.660 orang merupakan pencari kerja.
Faktor Penghambat

Kurangnya Ketersedian air
Ketersediaan air yang kurang dapat menyebabkan tanaman kerdil dan akhirnya mati, di Kalimantan sendiri banyaknya wilayah pertanian yang jauh dari sumber air ini menyebakan hambatan dalam budidaya terung.
Gangguan OPT
Gangguan OPT seperti Gulma, Hama, Penyakit, sangat menggangu petani terung karena akibat dari gangguan tersebut harus mengeluarkan biaya yang lebih untuk mengendalikan gangguan OPT tersebut. Selain itu gangguan OPT dapat menurunkan baik dari segi kualitas dan kuantitas terung dan bahkan membuat gagal panen para petani terung di Kalimntan Timur.
Pemasaran hasil pertanian
Panjangnya saluran pemasaran menyebabkan besarnya biaya yang dikeluarkan (marjin pemasaran yang tinggi) serta ada bagian yang dikeluarkan sebagai keuntungan pedagang. Hal tersebut cenderung memperkecil bagian yang diterima petani dan memperbesar biaya yang dibayarkan konsumen. Panjang pendeknya saluran pemasaran ditandai dengan jumlah pedagang perantara yang harus dilalui mulai dari petani sampai ke konsumen akhir. Semakin panjangnya saluran pemasaran maka hasil yang di dapat petani semakin kecil.

Kurangnya Tenaga Ahli
Kekurangan tenaga ahli dalam arti penyuluh pertanian, menyulitkan petani terung jika masalah-masalah yang di hadapi tidak mampu di atasi petani, selain itu juga penyuluh pertanian merupakan jembatan antara petani dan pemerintah jika tidak ada yang menjembatani petani maka petani tidak akan tersentuh oleh pemerintah, akibatnya para petani tidak memperoleh bantuan dari pemerintah baik bantuan alsinta, angkutan produksi, pemasaran hasil pertanian dan lain sebagainya.
Solusi
Ketersedian air
Ketersediaan air merupakan syarat budidaya terung oleh karena itu penting adanya air dalam budidaya terung, solusi mengatasi kekurangan air adalah dengan membuat wadah penampung air seperti sumur, kolam yang menampung air hujan.
Gangguan OPT
Gangguan OPT dapat diatasi menggunakan cara mekanik, biologi, kimia, maupun kultur teknik. pada pengendalian gulma, Cara mekanik bisa dengan cara menggunakan parang atau sabit untuk membasmi gulma, atau dengan cara menggunakan herbisda yang merupakan cara kimia. Sedangkan untuk pengendalian hama bisa menggunakan cara kimia seperti pestisda nabati maupun pestisda kimia seperti insektisida dan lain sebagainya.
Pemasaran hasil pertanian
Peran pemerintah untuk memberikan tempat pemasaran hasil pertanian bagi para petani terung, dan menentukan harga atap dan bawah yang melindungi petani dan konsumen.
Kurangnya Tenaga Ahli
Peran pemerintah menambah tenaga ahli / penyuluh pertanian kemudia menugaskannya ke petani – petani yang membutuhkan.


BAB III PENUTUP

KESIMPULAN
Terong merupakan tanaman tropis yang sesuai di budidayakan di Kalimatan Timur, baik dari segi iklim, letak geografis/ketinggian tempat, luas lahan dan ketersediaan tenaga kerja.
Hambatan dalam membudidayakan terung di Kalimantan Timur anatara lain dari ketersediaan air, gangguan OPT, kurangnya tenaga ahli, dan pemasaran hasil pertanian.
Selain itu juga peran pemerintah sangat di perlukan untuk memfasilitasi petani agar petani dapat bertani lebih maju dan memperoleh keuntungan sesuai yang diharapkan petani.
SARAN
Dalam berbudiaya terong alangkah baiknya jika memilih tempat, di lahan yang datar , dekat dengan sumber air, dekat dengan jalan , dekat dengan pasar. Selain itu melakukan pergiliran tanaman dengan tanaman lain yang berbeda family, agar hama dan penyakit tanaman terong dapat mati karena tanaman tempat tumbuhnnya sudah mati.

2 komentar:

  1. PUSAT SARANA BIOTEKNOLOGI AGRO

    menyediakan RHIZOBIUM untuk keperluan penelitian, laboratorium, mandiri, perusahaan .. hub 081805185805 / 0341-343111 atau kunjungi kami di https://www.tokopedia.com/indobiotech temukan juga berbagai kebutuhan anda lainnya seputar bioteknologi agro

    BalasHapus
  2. PUSAT SARANA BIOTEKNOLOGI AGRO

    menyediakan RHIZOBIUM untuk keperluan penelitian, laboratorium, mandiri, perusahaan .. hub 081805185805 / 0341-343111 atau kunjungi kami di https://www.tokopedia.com/indobiotech temukan juga berbagai kebutuhan anda lainnya seputar bioteknologi agro

    BalasHapus